Tanjung Berikat, Koba

Tanjung Berikat, Koba
foto : Leti Hastuti

Pasir dan Buih

Oleh Kahlil Gibran

Sekian lama aku berdusta di dedebuan Mesir, bisu dan tidak menyimak segala kejadiannya.
Kemudian matahari memberiku kelahiran dan aku merekah dan berjalan melalui hilir-hilir Nil.
Bernyanyi sepanjang siang dan bermimpi sepanjang malam.
Dan kini matahari berkobar seribu kaki di atas kepalaku bahwa aku masih bisa berdusta lagi di dedebuan Mesir.

Namun dengan segala nikmat dan ridha!
Matahari panas itu yang mengicarku tak berhasil menangkapku.
Aku masih berdiri dan dengan pasti aku berjalan di atas kakiku di hilir-hilir Nil.
**

Ruang bukanlah ruang antara bumi dan matahari bagi seseorang yang memandang ke bawah dari jendela-jendela galaksi.
**

Kita mengukur waktu berdasarkan gerakan matahari yang tak terhitung dan mereka menghitung waktu berdasarkan mesin-mesin kecil di balik saku-saku kecilnya.

Sekarang tuturkan padaku, bagaimanan mungkin kita dapat berjumpa di tempat yang sama dan waktu yang sama?
**

Penerjemah: Edi AH Iyubenu-Penerbit DIVA Press

Tidak ada komentar:

Posting Komentar