Tanjung Berikat, Koba

Tanjung Berikat, Koba
foto : Leti Hastuti

Pasir dan Buih


Oleh Kahlil Gibran

Katak mungkin bisa bersuara lebih lantang dari kerbau, tapi ia tidak bisa menarik bajak di sawah atau mengendalikan roda pedati dan menjadikan kulit-kulitnya sebagai sepatumu.
**

Jika musim salju berkata, "Musim semi bersemayam di hatiku," lalu siapakah yang akan mempercayai musim salju?
**

Setiap benih adalah sebuah penantian.
**

Kalau engkau benar-benar menguak kelopak mataku dan melihat maka engkau akan benar-benar menangkap bayanganmu dalam semua bayangan.
Dan kalau engkau benar-benar menyingkap daun telingamu dan mendengar, maka engkau akan benar-benar mendengar suaramu sendiri dalam semua suara.
**

Penerjemah: Edi AH Iyubenu-Penerbit: DIVA Press

Pasir dan Buih


Oleh Kahlil Gibran


Engkau mereguk anggur yang bisa membuatku mabuk.
Dan aku meminum anggur lain yang bisa membuatku bijaksana.
**

Kesunyianku telah lahir ketika seseorang mencerca kesalahan-kesalahan ucapanku dan menyalahkan bayang-bayang sunyi.
**

Kebenaran untuk selalu diketahui, sesekali untuk dilahirkan.
**

Ketika Kehidupan tidak  menjumpai seorang penyanyi untuk menembangkan hatinya, maka Kehidupan akan melahirkan seorang filosof untuk menyuarakan pikirannya.
**

Hakikat kita adalah diam, tambahannya adalah berbicara.
**

Dua suara kehidupanku tidak bisa menjangkau telinga kehidupanmu
Tapi marilah kita berbincang agar kita tidak merasa sendiri.
**

Penerjemah: Edi AH Iyubenu-Penerbit: DIVA Press


Pasir dan Buih

Oleh Kahlil Gibran

Kenyataan orang lain bukanlah pada apa yang dituturkannya padamu, tapi pada apa yang tidak dituturkannya padamu.
Karena itulah, jika engkau ingin mengetahuinya, simaklah bukan pada apa yang dikatakannya, tapi lebih pada apa yang tidak dinyatakannya.
**
Separuh dari apa yang kukatakan miskin makna.
Tapi aku mengatakannya agar separuh lainnya bisa memperkayamu.
**
Penerjemah: Edi AH Iyubenu-Penerbit DIVA Press

Pasir dan Buih




Oleh Kahlil Gibran


Pikiran kita adalah bunga karang.

Hati kita adalah sungai.

Karenanya tidaklah aneh bila kebanyakan kita memilih merayap daripada berlari.

**

Surga ada di sana, di balik pintu, di ruang sebelah, dan aku telah kehilangan kuncinya.

Semoga aku hanya lupa menyimpannya.

**

Jika seseorang mabuk oleh pikiran-pikirannya, maka dia akan menganggap pandangan-pandangan semunya sebagai anggur yang sangat nikmat.

**

Kalau cangkirku kosong, aku berkaca kembali pada kekosongan itu tentang diriku.

Tapi ketika cangkirku setengah penuh, aku membencinya dengan setengah penuh.

**

Penerjemah: Edi AH Iyubenu-Penerbit DIVA Press






Pasir dan Buih


Oleh Kahlil Gibran


Ada bentangan sebuah jarak antara imajinasi manusia dengan hasil yang dicapainya yang melintang oleh penantiannya.
**
Engkau buta dan aku tuli dan bisu.
Karena itu, marilah kita saling bergandengan tangan dan saling memahami.
**
Hakikat manusia bukanlah apa yang dicapainya, namun lebih pada seberapa lama untuk mencapainya.
**
Penerjemah: Edi AH Iyubenu-Penerbit DIVA Press


Pasir dan Buih


Oleh Kahlil Gibran
 
Sewaktu engkau menunggu kebahagiaan yang tidak engkau ketahui, dan manakala engkau mencomot pengetahuan tanpa suatu musabab, kemudian bahkan engkau tumbuh beserta semua hal yang tumbuh dan melangkah menuju dirimu yang lebih agung.
**
Seseorang tak akan pernah menyaksikan fajar sebagai bagian dari malam.
Aneh, gairah untuk merangkul kenikmatan-kenikmatan adalah bagian dari kesakitanku.
**
Aku mengacuhkan kebenaran mutlak. Tapi aku mencercanya sebelum meninggalkannya dan di situ terdapat kebohongan nikmat dan pahalaku.
**
Berilah aku telinga maka aku akan memberimu suara.
**
Penerjemah: Edi AH Iyubenu-Penerbit DIVA Press

Pasir dan Buih


Oleh Kahlil Gibran


Tujuh kali pernah kucerca jiwaku:


Pertama, ketika melihatnya lemah padahal sebenarnya bisa kuat.


Kedua, manakala menyaksikannya bergerak terpincang-pincang di depan seseorang yang lumpuh.


Ketiga, saat bertabrakan dengan pilihan yang sulit dan mudah, justru dipilihnya yang mudah.


Keempat, waktu melakukan kesalahan, ia memaafkan dirinya sendiri dengan menuturkan bahwa semua orang juga melakukan kesalahan yang sama.


Kelima, manakala menghindari sesuatu lantaran takut dikatakan sebagai yang sabar.


Keenam, saat melecehkan sepotong wajah yang buruk, kendati ia sendiri sadar betapa wajah buruk itu adalah salah satu di antara topeng-topeng yang seringkali dipakainya.


Ketujuh, waktu melantunkan tembang pujian dan menilainya sebagai hal yang memberikan manfaat.

**


Ya Tuhan, jadikanlah aku mangsa singa sebelum Engkau jadikan aku mangsa kelinci.

**
 Penerjemah: Edi AH Iyubenu-Penerbit DIVA Press